Biography
Perjalanan Terakhirnya
Pada tanggal 26 Januari 1959, Bruno Gröning wafat di Paris
Diagnosis: kanker lambung stadium tinggi
Di akhir musim gugur 1958, Bruno Gröning pergi dengan Josette, isterinya yang kedua, yang ia nikahi di bulan Mei 1955. Gröning memperbolehkan dirinyadiperiksa oleh Dr. Pierre Grobon, seorang teman dan seorang spesialis kanker. Penilaian dari beberapa foto röntgen menghasilkan: kanker lambung stadium tinggi. Dr. Grobon hendak langsung membedah, akan tetapi Bruno Gröning menolak.
Ia pergi kembali ke Jerman dan mempersiapkan perayaan Natal untuk paguyuban - paguyubannya. Tanggal 4 Desember, ia membuat sebuah rekaman kaset, yang seharusnya diputar di seluruh perayaan Natal. Sesudahnya ia pergi ke Paris lagi bersama isterinya. Sementara itu Dr. Grobon telah mengabarkan Dr. Bellanger, spesialis pembedah kanker yang terpandang. Di kliniknya, di Rue Henner, tidak jauh dari Montmartre, operasi dijalankan pada tanggal 8 Desember. Hasilnya mengejutkan para dokter: kondisi Gröning ternyata jauh lebih buruk dari yang ditunjukkan di foto röntgen - tidak dapat dioperasi lagi. Sayatan pun langsung ditutup kembali.
Pemulihan yang cepat dan luar biasa
Josette Gröning menulis mengenai hal ini, “Mereka tidak dapat mengerti bahwa penampilan luar Bruno hampir tidak menunjukkan penderitaan dalam yang sangat dahsyat, bahwa ia masih dapat bernafas biasa, bahwa pencernaannya masih berfungsi baik sekali di minggu – minggu terakhir, bahwa keadaan darahnya sangat baik. Di stadium lanjut ini, seharusnya ia sudah muntah berkesinambungan ketika makan sedikit pun dan mati perlahan – lahan. Tetapi ini semua tidak terjadi pada Bruno.”
Para dokter heran sekali, karena ia sembuh cepat sekali dan kembali ke Jerman, di mana ia mengikuti perayaan Natal. Pertengahan Januari 1959, ia bertemu dengan wakil – wakil dari perkumpulan baru dan menentukan bagaimana karya ini harus dibangun. Mereka berdua tidak menyangka, bahwa ini sebetulnya adalah pertemuan yang terakhir dengan Bruno Gröning.
Operasi di Paris ditemani oleh hujan badai
Pada tanggal 21 Januari, ia terbang kembali ke Paris. Dikarenakan sumbatan pada usus besar, operasi menjadi tidak terhindarkan. Tanggal 22 Januari 1959, jam 9.00 - pada jam yang sama, sidang peninjauan kembali dimulai di Munchen - Bruno Gröning dioperasi kembali. Ia harus menjalani, apa yang ia hindari bagi banyak orang, ia tidak dapat dan tidak boleh membantu dirinya sendiri.
Pagi ketika ia berbaring terbius, tiba - tiba turun hujan badai disertai petir dan guruh di atas Paris. Isterinya memberitakan: “Yang aneh adalah peristiwa alam berikut. Pada tanggal 22 Januari 1959, sementara suami saya masih baring dalam pembiusan, Paris yang cerah menjadi gelap dan tiba - tiba terjadi hujan badai disertai petir dan guruh, begitu gelap sampai lampu – lampu harus dinyalakan. Perawat pun sampai heran akan hujan badai yang begitu hebat. Hari - hari sesudah operasi, suhu badan, tekanan darah, dan denyut jantung Bruno masih normal sama sekali. Ia malah masih dapat bangun dua kali dan duduk dinkursi.”
“Benar – benar terbakar di dalamnya”
Pada tanggal 25, ia jatuh dalam koma dan hari berikutnya tanggal 26 Januari 1959, jam 13.46 Bruno Gröning meninggal di klinik Henner karena kanker, seperti yang tercatat di surat kematian. Apakah itu benar - benar kanker? Dr. Bellanger mengujarkan sesudah operasi yang kedua, “Kerusakan di tubuh Bruno sangatlah mengerikan. Bagaimana ia dapat hidup begitu lama dan tanpa menderita rasa sakit adalah suatu misteri besar bagi saya.”
Bruno Gröning telah mengutarakan pada tahun - tahun sebelumnya, “Jika orang melarang saya berkarya, batin saya akan terbakar.”
Berita kematian
Bagaimana Bruno Gröning memikul nasib yang pahit ini dijelaskan di dalam suatu surat, yang ditulis Dr. Grobon kepada jandanya, pada tanggal 26 Pebruari 1959. “(Usaha dokter - dokter atas nama Bruno Gröning) sudah seharusnya, dan saya rasa saya boleh mengatakan, bahwa mereka mendapatkan dukungan besar lewat keberanian dan kemauan luar biasa dari pribadi yang sangat hebat yang adalah Bruno Gröning [...]”
Masih di bulan Desember 1974 di suatu surat, Dr. Bellanger mengungkapkan kekagumannya terhadap Bruno Gröning: “Bruno Gröning adalah seseorang berhati budi, orang yang berharga; dan martabatnya terhadap penderitaan dan kematian masih mengagumkan saya sampai sekarang.”
Setelah kremasi, keputusan terakhir tidak pernah tercapai
Jenazah Bruno Gröning dikremasi di Krematorium di Paris dan guci abu dikebumikan di Waldfriedhof di Dillenburg.
Perkara pengadilan ditutup karena meninggalnya sang tertuduh, keputusan terakhir tidak pernah tercapai.
Semua orang dapat mengalami penyembuhan dan pertolongan dari dalam diri mereka
Grete Häusler (1922 – 2007), seorang teman yang telah menerima penyembuhan dan telah menolong Bruno Gröning sejak lama, dan pendiri dari „Paguyuban Bruno Gröning“, menulis di bukunya Mengalami Keselamatan, itulah Kebenaran: „Dalam waktu kehadirannya yang singkat di dunia ini, Bruno Gröning telah membawa banyak yang baik. Bakat untuk membantu dan menyembuhkan dikaruniai kepadanya sejak lahir. Di manapu ia datang, hal luar biasa terjadi, hal yang tak dapat dijelaskan dengan daya pikir. Ia muncul di umum di tahun 1949. Tiga bulan setelah penyembuhan besar yang terjadi di Herford dan sesudah ia terkenal di dalam dan di luar negeri, ia mendapatkan larangan menyembuhkan. Orang mengejar dan menghasutnya, orang membuat proses besar dan mau menghukumnya dan menghakimi. Mengapa? Ia berbuat jahat terhadap siapa? Tidak seorangpum, ia banyak berbuat baik untuk ribuan manusia; kebaikan yang tidak akan didapatkan dari orang lain.Tak bersalah dan orang – orang ingin menghukumnya! Tak bersalah, orang melarangnya melakukan, apa yang Tuhan minta ia lakukan - untuk membantu manusia! Dengan pahit, ia harus membawa kejahatan ini ke Paris ke klinik kanker di Rue Henner! Bersama dengan rasa sakit yang dahsyat, ia terbakar di dalam oleh Heilstrom, yang ia tidak boleh teruskan ke orang lain. Undang - undang manusiawi melarangnya. Di bawah segala kebohongan dan fitnah, ia berdiri sebagai yang tertuduh, seperti penjahat! Sepi dan sendiri, tidak seorang kawanpun mengetahui, ia memikul segala penderitaan kemanusiaan. Dan itu suatu keputusan, tidak percuma ia melakukannya! Itu harus terjadi, kalau tidak, manusia tidak dapat tertolong.”
Dan di dalam bukunya Saya Hidup supaya Kemanusiaan akan dapat Hidup Terus, ia menulis: “Kita, manusia harus sangat berhati - hati menggunakan kata “korban”. Akan tetapi di sini, ketika Bruno Gröning meninggal di Paris, perkataan ini di seluruh keberatannya adalah kebenaran.”
Hanyalah demikian mungkin, kata - katanya dapat dipenuhi, seperti yang dibuktikan oleh banyaknya berita penyembuhan hari ini: “Jika saya tidak di dunia ini lagi sebagai manusia, artinya, jika tubuh saya telah diletakkan, maka kemanusiaan sudah mencapai tahap, di mana setiap orang dapat menerima bantuan dan penyembuhan dari dalam diri mereka.”
Kelanjutan proses pengadilan besar
Kelanjutan sidang dan pembetulan
Posisi awal Gröning yang tidak menyenangkan
Pada perkara naik banding di bulan Januari 1958, kerugian Bruno Gröning adalah bukan hanya dia, melainkan kejaksaan juga mengajukan naik banding. Persiapan untuk sidang pun terhambat. Tidak hanya karena kelalaian pengacaranya yang merugikannya, tetapi juga kepengurusan yang berlarut – larut dari berkas materi yang dapat membantu Gröning.
Kerugian selanjutnya adalah saksi penuntut yang bersatu dan penuh percaya diri. Mereka tampil sudah mencapai persetujuan dalam hal “larangan sang dokter”.
Penjara dan denda pelarangan, “sebuah aib” tanpa klarifikasi dari pertanyaan penyembuhan
Vonis kali ini berbunyi sebagai berikut: delapan bulan penjara karena pembunuhan lalai dan uang denda 5.000 DM karena melanggar Akta Dokter Non-Medis. Keputusan ditangguh untuk percobaan.
Anny Freiin Ebner von Eschenbach, yang menghadiri perkara pertama dan kedua, sebagai seorang penonton di ruang pengadilan, menamakan keputusan tersebut sebagai “aib untuk Jerman”.
Bruno Gröning menjelaskan bahwa ia dihukum karena ia berbuat baik. Ia mengeluh, bahwa tidak seorang pun selama proses ini merasa tertarik, bagaimana suatu penyembuhan terjadi, bahkan tidak pengacaranya sendiri. Jika hal ini dipertanyakan, maka menjadi jelaslah bahwa karyanya tidak berhubungan sama sekali dengan pengobatan medis. Pengadilan akan diberhentikan. Tetapi penjelasan dari pertanyaan ini tidak menarik seorang pun di pengadilan. Orang telah mempunyai prasangka tentang Gröning dan tidak bersedia menyimpang dari itu.
Permohonan peninjauan kembali sesaat sebelum kematiannya
Akan tetapi, ini juga bukan akhirnya. Kali ini Bruno Gröning memohon peninjauan kembali. Sidang pengadilan untuk perkara ditentukan pada tanggal 22 Januari 1959 di pengadilan tertinggi di Munchen. Tapi hal ini tidak terjadi, karena Bruno Gröning meninggal pada bulan yang sama.
“Perkataannya mengusir penyakit”
Penyembuhan berlanjut – kendati larangan penyembuhan dan sidang pengadilan
Pemulihan fisik dan transformasi batin
Selama perselisihan dan pertempuran ini, karya Bruno Gröning berjalan terus. Dr. Horst Mann, seorang wartawan medis, memberitakan pada tahun 1957, di suatu artikel bersambung di majalan Das Neue Blatt dengan judul “Perkataannya mengusir penyakit”:
“Keesokan paginya saya pergi dari Hameln ke Springe, kota kecil dekat Sungai Deister. Juga disini terbentuk suatu paguyuban Gröning. Penyembuhan sejumlah oranglah yang menjadi titik tolak. Dan di sini saya mengalaminya kembali, seperti sebelumnya di berbagai kota kecil di Schleswig-Holstein, Augsburg, Hameln, Wina, Plochingen dan kota - kota lainnya. Orang - orang berdiri dan memberitakan tentang penyakitnya. Mereka menyebutkan nama dokter yang mengobati mereka. Mereka menceritakan bagaimana mereka menjadi sehat lagi berkat Gröning. Dan mereka selalu bersedia untuk mengangkat tangan mereka dan bersumpah.
‘Sudah sejak bayi saya mengalami dislokasi sendi pinggul di dua sisi’, kata 50 tahun Julie Prohnert dari Hannover. ‘Belakangan saya hanya dapat berjalan dengan tongkat. Dokter hanya dapat meringankan penderitaan saya. Ketika saya mendengar ceramah Bruno Gröning, saya merasakan suatu reaksi yang kuat. Punggung saya, yang sudah benar - benar bengkok, menjadi lurus lagi. Saya dapat berjalan lagi. Penyakit tidak kambuh lagi...’
‘Saya menderita rematik di sendi dan disiksa berkesinambungan oleh penyakit kulit dan rongga benanah. Bapak Gröning membebaskan saya’, ujar Wilhelm Gabbert dari Hameln.
‘Penderitaan empedu saya hanya dapat ditahan oleh morfium’, Kurt Severt dari Evestorf memberitakan. ‘Saya berterima kasih pada Bruno Gröning yang telah membebaskan saya dari penderitaan ini.’
‘Saya menderita penyakit gula tinggi sekali’ , Robert Thies dari Springe memberitakan. ‘Yang lebih berbahaya lagi adalah kelemahan otot jantung. Kedua penderitaan ini tidak menjadi persoalan lagi sekarang. Untuk itu saya berterima kasih kepada bapak Gröning.’
Terdapat banyak contoh yang mirip. Manusia yang menceritakan kisah mereka datang dari berbagai usia, laki – laki, wanita, dan anak – anak. Banyak penyakit disebutkan, dari sakit kepala sampai infeksi saraf, sengal pangkal paha, penderitaan ginjal dan empedu, sampai ke gangguan jantung dan kelumpuhan.
Tetapi masih ada sesuatu lagi yang menyentuh saya. Dengan keterbukaan, banyak orang menceritakan ke semua yang mendengar, bagaimana lewat Gröning mereka mengalami perubahan batin. Pengejaran terus – menerus untuk kesuksesan, dan sikap egois hebat telah menyingkir dan membuka jalan untuk kedamaian dan ketenangan batin dan cara berpikir untuk sesama.”
Kepercayaan seorang manusialah yang membuat penyembuhan mungkin bagi semua orang
Dr. Horst Mann menjelaskan, “Pada pembicaraan semua ini dengan orang², yang merasa disembuhkan oleh Bruno Gröning, suatu pertanyaan menjadi makin kuat di saya: Apakah hasil penyembuhan disetiap orang - atau lebih berani lagi -pada setiap penyakit mungkin? Dimana letak batas tenaga, yang berasal dari Gröning? Bukankah ada kebahayaan? [...]
Pada kunjungan saya yang terachir, saya mengajukan pertanyaan ini. ‘Saya tidak dapat dan tidak mau memaksa manusia’, jawabnya. ‘Jika seseorang menutup diri dan tidak menjunjung kesediaan, mengembangkan tenaga ke ketertiban, maka saya juga tidak bersedia untuk mengambil tindakan. Manusia ini saya tuntut membongkar gerendel, yang menghalangi penyembuhan.’
Saya punya satu pertanyaan lagi: ‘Setiap penyakit memiliki tingkat bahaya yang berbeda’, ujar saya. ‘Misalnya seorang yang sakit berat, banyak dokter telah pasrah, memanggil seorang dokter, yang masih siap berjuang untuk pasiennya, untuk memanggil Anda. Apakah Anda dapat membantu?’
‘Ya’, ujar Gröning tanpa ragu - ragu. ‘Jika yang sakit yakin dan percaya, dan jika sang dokter percaya akan jalan yang telah diambil, kesuksesan akan terjadi. Kepercayaan bersama akan mengembangkan tenaga yang tak terduga di yang sakit. Seringkali justru terjadi penyembuhan tercepat di situ, di mana orang yang sakit menjangkau kemungkinan terakhir.’”
Perpisahan dengan Persekutuan Gröning
Saatnya mengambil stok kerusakan
Birokrasi berpikiran sempit menonton dengan pasif sementara Gröning didenda
Pada bulan Oktober 1957, terjadi perselisihan antara Bruno Gröning dan manajer Persekutuan Gröning. Lewat birokrasi yang berpikiran sempit, Persekutuan Gröning menjadi rusak. Alasan perselisihan ini adalah keputusan pengadilan. Hasil dari keputusan ini menyatakan bahwa Bruno Gröning harus membayar denda sebesar 2000 DM dalam waktu pendek. Karena ia tidak menerima uang untuk karyanya, dan sebagai hasil, tidak mempunyai uang yang cukup, dewan Persekutuan Gröning setuju untuk menanggung biaya pengadilan sejak permulaan. Dengan cara birokrasi yang bertele – tele, mereka hendak menyelidiki apakah Persekutuan diwajibkan untuk membayar 2000 DM atau tidak. Ternyata, uang tersebut tidak dapat mencapai Bruno Gröning tepat waktu. Persekutuan hanya menonton saja, tanpa melakukan apapun, sementara Bruno Gröning, tidak dapat membayar denda, harus masuk ke penjara. Hal ini mengakibatkan sebuah konflik terbuka dan pada akhirnya sebuah perpisahan.
Teman – teman yang salah
Di halaman 62 dokumen Peninjauan Kegiatan Persekutuan, Bruno Gröning menjelaskan semua hal, di mana Persekutuan merugikannya. Di dalam sebuah kesimpulan, ia mengatakan, “Ketika saya membandingkan lingkungan saya dulu (para pengambil untung Meckelburg, Enderlin, Schmidt dan Hülsmann) dengan lingkungan saya sekarang (dewan pengurus Persekutuan), saya mencapai sebuah kesimpulan. Sekarang ini, lewat karya mereka yang seharusnya adalah teman – teman terbaik dan terdekat saya, hasil sekarang sama saja dengan hasil dulu. Dulu, saya dikhianati oleh keinginan licik para penolong. Sekarang, para teman telah mengecewakan saya karena mereka hanya berdiri diam sambil menonton saya menghadapi pengadilan, lewat tuduhan ini, di mana saya tidak menerima bantuan apapun, di mana saya tidak dapat mengunjungi paguyuban – paguyuban lokal karena tidak ada kendaraan tersedia, di mana tidak ada satupun orang melawan hasutan pers terhadap saya, di mana Anda membuat kekacauan karena tidak berada untuk saya ketika saya membutuhkan orang – orang. Orang – orang, yang dengan semua pengetahuan dan pengalaman, dapat dan harus mendukung saya, sehingga semua ini tidak terjadi selama waktu saya di bumi.
Tidak seorang pun dari para teman berusaha untuk membebaskan saya; tidak seorang pun mendukung saya. Tidak ada apapun yang dilakukan. Dengan birokrasi picik, keputusan – keputusan dibuat. Tidak ada siapapun membela saya; tidak ada yang ingin membantu saya selamanya dari pertarungan dalam pengadilan, dari pers yang melawan, untuk bantuan dalam karya saya, untuk mobil yang tidak dapat disediakan, melawan kampanye dan hasutan, dll. Dan membebaskan saya sehingga dapat melakukan tugas saya di bumi ini: untuk membawakan kekuatan hidup kepada rakya manusia, dan untuk membuat orang percaya.
Saya membutuhkan ketenangan untuk semua itu, dan untuk tidak terus – menerus diganggu dan dihalangi oleh pengaruh duniawi, saya benar – benar membutuhkan tembok perlindungan sehingga apa yang diberikan sebagai tugas saya dapat berjalan tanpa gangguan; tidak ada yang berpikiran sejauh itu. Tidak satupun dari teman saya, satu dari mereka yang ingin menjadi teman saya. Dan itulah yang sangat memalukan dan mengecewakan.
- Para pengambil keuntungan hanya ingin untung, dan mereka telah dikenal sebagai orang – orang jahat.
- Teman – teman Persekutuan Gröning terlalu acuh, terlalu masa bodoh, terlalu malas; saya tidak mau katakan bermaksud jahat.
Dan hasilnya sama saja; Saya tidak bebas. Banyak teman dari dari dewan Persekutuan Gröning tidak memegang janji. Orang telah menghalangi saya dengan berbagai tindakan.“
Gagalnya persekutuan
Weisser mengundurkan diri, dan Persekutuan Gröning, yang tidak pernah berhasil untuk didaftarkan secara sah, dibubarkan. Sebagai gantinya didirikan Perkumpulan Kemajuan Spiritual dan Hukum Dasar Hidup pada tahun 1958, dengan ketua Erich Pelz dari Jerman dan Alexander Loy dari Austria. Tetapi perkumpulan terakhir yang dibentuk di waktu hidup Bruno Gröning ini juga tidak menghasilkan apa yang diharapkannya. Namanya bahkan tidak muncul sekalipun di anggaran dasar.
Pengadilan besar (1955-1957)
Dakwaan atas pembunuhan yang lalai dan pembebasan dengan larangan total untuk menyembuhkan
Pada tanggal 4 Maret 1955, kejaksaan mengajukan tuduhan terhadap Bruno Gröning. Sekali lagi, ia dituduh melanggar Akta Dokter Non-Medis. Lebih lagi, ia dituduh melakukan pembunuhan lalai.
Gröning menolak menjanjikan penyembuhan dan melarang pengobatan medis
Setelah pendakwaan diserahkan, ia meminta bantuan teman – temannya, “Teman - teman saya terkasih! Belakangan ini, seluruh pers dan radio mengumumkan suatu pengumuman yang simpang siur bahwa Kejaksaan Propinsi II Munchen telah mempersiapkan sebuah tuduhan melawan saya karena pembunuhan yang lalai. Saya dikatakan telah menjanjukan penyembuhan kepada seorang gadis berumur 17 tahun pada akhir tahun 1949, dan mencegahnya untuk mengunjungi sanatorium dan dokter. Ternyata, sayalah yang bertanggung jawab atas kematian wanita muda ini. Siapapun yang membaca atau mendengar laporan ini dengan pikiran jernih, akan mengetahui langsung tujuannya: untuk membuat teman – teman saya bingung dan supaya mereka yang mencari bantuan tidak datang ke dekat ajaran yang saya sebarkan. Semua cara digunakan untuk menghambat kegian saya, perseketuan Gröning, dan bahkan kalian sendiri. Tentu saja, kenyataannya berbeda dengan semua yang diberitakan. Anda tahu bahwa saya tidak membuat janji kesembuhan, dan bahwa saya tidak pernah melarang pengobatan medis.”
Pembukaan kembali investigasi yang anehnya terlambat
Gröning melanjutkan ke teman – temannya, “Saya dibebaskan tuduhan pada tahun 1952. Apakah tidak aneh, bahwa ‘Kasus Kuhfuss’, yang telah muncul di akhir 1949 awal 1950, tidak diajukan ke pengadilan pada tahun 1951-1952? Walaupun semua dokumen telah dipersiapkan dan diajukan ke pengadilan. Tidakkah menyolok, bahwa sebuah kasus baru yang melawan saya dimulai tepat pada saat dipublikasikannya pendirian Persekutuan Gröning pada tanggal 22 November 1953 di Murnau? Kenyataannya adalah, sejak bulan Januari 1954, sejumlah kepala kelompok dan teman, dan juga anggota dari Persekutuan telah diwawancarai dan diawasi oleh polisi.”
Saksi pembela ditolak, saksi penutut disambut
Persiapan proses pengadilan membutuhkan lebih dari dua tahun. Pembelaan Bruno Gröning dihambat besar - besaran. Hampir semua saksi yang dapat mendukungnya ditolak, akan tetapi saksi penuntut diizinkan. Di antaranya terdapat juga dua orang yang dulu membantu Gröning: Eugen Enderlin dan Otto Meckelburg. Meckelburg terutama – ia turut didakwa pada kasus pengadilan pertama – dengan tajam berbalik melawan Gröning. Ia mengusahakan segala untuk merugikannnya. Dalam tuduhan pembunuhan lalai, ia memiliki peranan penting. Ini melibatkan situasi yang terjadi selama waktunya sebagai “manajer” untuk Gröning.
Kasus Ruth Kuhfuss yang dimanipulasi
Pada bulan November 1949, Emil Kuhfuss, pegawai Sparkasse (sebuah bank), datang ke sebuah ceramah yang diberikan Gröning, bersama dengan putrrinya Ruth, yang berumur 17. Ruth menderita TBC pada kedua paru – paru. Gröning langsung mengetahui, bahwa wanita muda itu tidak dapat dibantu lagi dan mengemukakan hal ini kepada seorang dokter yang hadir. Tetapi Meckelburg mendesak dan menuntutnya untuk membantu mereka. Jadi, sesudah ceramah datang terjadilah pertemuan pribadi antara Bruno Gröning dan Ruth Kuhfuss. Gröning memberinya semangat dan meminta ayahnya untuk mengatur pengecekan dengan seorang dokter dalam sembilan hari ke depan. Ia, dengan ini, menginginkan sang gadis, yang tidak lagi ingin berurusan dengan dokter, untuk kembali di bawah pengawasan medis. Sang ayah berjanji untuk mengurusnya.
Surat - menyurat setelahnya diatur oleh Meckelburg dan tidak pernah disampaikan ke Bruno Gröning. Baru di bulan Mei 1950, ia mendengar lagi tentang Ruth Kuhfuss. Senantiasa, ayahnya mengirim surat permohonan ke Gröning dan memohonnya untuk menjenguk. Meckelburg tidak pernah meneruskan surat – surat tersebut. Akan tetapi dengan seenaknya dan tanpa pengetahuan Gröning, ia setuju untuk bertemu dengan Bapak Kuhfuss. Hanya ketiga tanggalnya sudah dekat baru Meckelburg memberi tahu Gröning, dan memaksanya ikut pergi.
Belakangan Meckelburg menyatakan bahwa Bruno Gröning menjanjikan sang gadis ini penyembuhan. Padahal Meckelburg sendirilah yang menjanjikan sang ayah bahwa ia akan membujuk Gröning untuk menyembuhkan putrinya. Di sini, Meckelburg melihat sumber pendapatan yang bagus dan untuk itu ia membutuhkan Gröning. Tidak lama sesudah kunjungan ini, Gröning berpisah dari Meckelburg.
Suatu dakwaan berat yang melawan Gröning adalah bahwa ia melarang Ruth Kuhfuss untuk berobat. Sebaliknya, kenyataannya adalah, dan hal ini bahkan dikonfirmasi oleh saksi terdakwa, bahwa sejak pertemuan pertama ia telah mengirim gadis ini ke dokter. Juga pada suatu wawancara radio pada musim gugur 1949, ia mengatakan kepada orang – orang “untuk melanjutkan pengecekan medis sampai akhir.” Ia secara terus-menerus menganjurkan mereka yang mencari bantuan untuk percaya pada dokter mereka.
Tetapi Ruth Kuhfuss, yang telah mengalami beberapa jenis terapi yang menyakitkan dan tidak berhasil, menolak untuk mengikuti tahap – tahap pengobatan selanjutnya. Ia meninggal pada 30 Desember 1950 karena penyakit tersebut.
Ahli medis mengkonfirmasi tidak adanya harapan penyembuhan
Dari pandangan medis, Dr. Med. Otto Freihofer menjelaskan, “Dipandang secara realistis, bahkan orang awam pun dapat menyimpulkan, seperti yang telah dikatakan Pihak Berwenang Kesehatan Säckigen, bahwa untuk ‘kondisi sangat serius’ seperti ini, yang menurut penemuan dokter ‘mengancam hidup’ atau ‘kritis’, sebuah penyembuhan, menurut ekspektasi manusia biasa, tidaklah mungkin. Seperti para dokter yang berpikiran lurus dan sine ira et studio, yang tidak hanya memiliki pengobatan terbaru tetapi juga cukup rendah hati untuk mengakui adanya kekuatan alam, juga akan setuju dengan pendapat profesional dari Bapak Prof. Lydtin dari Munich, di mana tidak dapat dikatakan bahwa sampai tanggal 5 November 1949, terdapat kemungkinan adanya sebuah obat. Menurut pendapat saya, kenyataan bahwa sang pasien dapat bertahan sampai 30 Desember 1950 adalah sesuatu yang hebat. Dan bisa juga karena pengaruh Gröning, gadis tersebut dapat hidup lebih lama. Kesimpulan saya adalah dugaan bahwa ‘terdapat kemungkinan terjadi penyembuhan’, dan ‘ada kemungkinan penyembuhan terjadi jika Bapak Gröning tidak pernah datang ke dekatnya’, tidak dapat dibuat dengan pasti ataupun dibenarkan.”
Keputusan pengadilan yang tidak berhasil
Pada akhir bulan Juli 1957, dewa juri pengadilan daerah Munich mencapai keputusan. Dalam hal pembunuhan yang lalai, Bruno Gröning dibebaskan. Namun dalam hal pelanggaran Akta Dokter Non-Medis, ia dikenakan denda 2000 DM.
Walaupun pada pandangan pertama keputusan hakim terliat positif, hal ini tidak dapat diterima oleh Gröning. Itu sama saja seperti larangan penuh atas karyanya. Oleh kesalahan pengacaranya, yang menilai keputusan tersebut lebih positif dari Gröning, bukanlah ia, melainkan jaksalah yang mengajukan naik banding. Pengadilan kedua diadakan pada pertengahan bulan Januari 1958. Sekali lagi di Munich.
Persekutuan Gröning
Berharap dapat bekerja dengan bebas lewat persekutuan
Untuk dapat mencapai sebanyak mungkin orang - orang meskipun larangan penyembuhan, Bruno Gröning mendirikan paguyuban di permulaan tahun 1950. Di situ, ia mengadakan ceramah dan mengerahkan seluruh usahanya untuk memberikan ajarannya kepada para pencari bantuan.
Perlindungan hukum dan pengelolaan terkenal
Pada tanggal 22 November 1953 di Murnau/Seehausen, ia mendirikan Persekutuan Gröning. Persekutuan ini dimaksudkan untuk didaftarkan agar Bruno Gröning mendapat perlindungan hukum atas karyanya. Sehinggar konflik lebih lanjut dengan Akta Dokter Non-Medis dapat dihindari.
Dewan pengurus Persekutuan Gröning terdiri dari, antara lain, bangsawan Zeppelin, bangsawan Matuschka, Anny Frelin Ebner von Eschenbach, kepala dewan pembangunan Hermann Riedinger, dan direktur Konstantin Weisser, pada awalnya juga, Rudolf Bachmann sebagai kawan pendiri. Namun, pada akhirnya persekutuan berpisah dengannya. Ketua seumur hidup adalah Bruno Gröning.
Keinginan mengambil untung sang sekretaris lebih didahulukan daripada kesejahteraan yang sakit
Sekretaris dari persekutuan ini adalah jurnalis dan penceramah Egon Arthur Schmidt dari Heidelberg. Bahkan di Herford, ia berada di dekat sisi “Dokter Mukjizat” dan mendirikan perkumpulan Ikatan Kawan - Kawan Bruno Gröning. Akan tetapi perkumpulan ini tidak berfungsi seperti maksud Bruno Gröning dan dalam waktu pendek dibubarkan. Gröning berpisah dari Schmidt waktu itu, karena ia menggelapkan uang sumbangan.
Pada tahun 1952, Schmidt meminta bantuan Gröning sekali lagi dan menjelaskan bahwa ia menyadari kesalahannya. Ia memohon untuk dapat diperbolehkan membantu pembangunan karya Bruno Gröning dan ia menerimanya sekali lagi sebagai penolong. Hal ini memberikan Schmidt kesempatan untuk menunjukkan apakah kesejahteraan mereka yang sakit benar – benar dekat di hatinya, atau apakah ia hanya sekedar tertarik untuk mengambil keuntungan sendiri.
Pada tahun 1955 Bruno Gröning berpisah secara permanen dari Schmidt, karena ternyata ia belum merubah sikapnya. Schmidt menuntut Gröning setelah perpisahan ini. Ia menginginkan pembayaran atas bantuan sukarelanya.
Siapa untuk siapa – persekutuan untuk karya Gröning atau karya Gröning untuk persekutuan?
Kepemimpinan dari persekutuan diambil alih oleh Konstantin Weisser dan Hermann Riedinger. Semua terlihat sangat menjanjikan karena mereka berdua sangatlah berpengalaman, dan latar belakang mereka dapat sangat berguna untuk Bruno Gröning. Namun terdapat juga risiko bahwa mereka menganggap diri mereka lebih tinggi daripada sang pekerja sederhana, dan bertindak semaunya, karena mereka lebih berpendidikan.
Dan ternyata benar. Lama kelamaan menjadi semakin sulit bagi kedua laki – laki ini untuk mengikuti apapun yang Bruno Gröning katakan. Mereka seperti lupa, bahwa persekutuan ini bukan hanya membawa nama Gröning, melainkan juga berdiri karenanya. Untuk mereka persekutuan Groning semakin menjadi tujuan sendiri. Mereka benar – benar kehilangan tujuan yang sebenarnya; membantu yang menderita. Sepertinya, mereka menyangkal bahwa lewat Groenin lah penyembuhan itu mungkin, dan bukan persekutuan.
Demikian persekutuan Gröning semakin berkembang berlawanan dengan apa yang seharusnya. Untuk laki - laki yang namanya dipakai, persekutuan menjadi suatu penjara, yang semakin membatasinya daripada memberinya kebebasan.
Proses pengadilan besar pertama tentang larangan penyembuhan (1951 - 1952)
Karya Gröning sebuah kegiatan penyembuhan dalam pengertian medis?
Dakwaan untuk praktik kedokteran yang tidak sah
Pada tahun 1951-52, Bruno Gröning berdiri di depan pengadilan di Munich untuk pertama kalinya. Ia telah dituduh mengadakan praktik penyembuhan tanpa ijin. Walaupun Departemen Dalam Negeri Bavaria telah menganggap kegiatannya sebagai aksi kasih sayang bebas, namun sekarang hal ini dievaluasi sebagai praktik penyembuhan dalam pengertian medis.
Tuntutan didasarkan atas Akta Dokter Non-Medis 1939, yang telah menggantikan Hukum Kebebasan Penyembuh yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar semua praktik penyembuhan diberikan ke tangan dokter sosial nasional (Nazi).
Iya dan tidaknya pelanggaran Akta Dokter Non-Medis
Bruno Gröning dibebaskan pada pemeriksaan pertama dan kedua. Ketua pengadilan tinggi negeri Munich menjelaskan di pengumuman vonis pada bulan Maret 1952:
“Pengadilan menganggap tidak layak untuk menghukum terdakwa atas dasar penilaian sepihak. Karena, apakah kegiatan Gröning tersebut dilindungi oleh Akta Dokter Non-Medis masih diragukan, karena hal ini termasuk di daerah yang masih belum banyak diselidiki.”
Di perkara naik banding, keputusan tak bersalah memang dinyatakan, tetapi kegiatan Gröning dinamakan jelas sebagai tindakan di bawah Akta Dokter Non-Medis:
“Dengan demikian, terdakwa, yang bukanlah seorang dokter dan tidak memiliki ijin apapun, mengadakan diagnosis, penyembuhan atau pembebasan dari penyakit, kesengsaraan, atau kecacatan fisik, yang dipandang sebagai kegiatan menyembuhkan di bawah Akta Dokter Non-Medis.”
Kekeliruan tulus dalam penilaian berarti pelanggaran penyembuhan
Pengadilan melanjutkan, “Penjatuhan hukuman pada terdakwa tidak dapat dilakukan, walaupun begitu, sehubungan dengan sifat objektif dari peristiwa – peristiwa yang menyangkut pelaksanaan praktik penyembuhan, ia membuat kekeliruan tulus dalam menilai, dan dengan demikian tidak bertindak dengan sengaja.”
Karena kekeliruan yang Bruno Gröning ternyata buat ini ditulis di pengadilan, ia menjadi dilarang untuk menyembuhkan, walaupun ia tidak divonis bersalah. Sejak saat tersebut, Bruno Gröning tahu bahwa semua kegiatannya dianggap sebagai praktik penyembuhan seperti yang dijelaskan dalam Akta Dokter Non-Medis, semua kegiatannya dilarang. Kenyataan dari karyanya, yang tidak memiliki hubungan apapun dengan praktik penyembuhan medis, tidak diakui.
Penipu diperbolehkan
Bruno Gröning memberi setiap orang kesempatan untuk berbalik
Pembayaran paksa – asisten – asisten menunjukkan wajah asli mereka
Lagi – lagi, orang – orang mendekati Gröning meminta dukungan. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka hanya ingin menghasilkan keuntungan dari kemampuannya. Ia tampak seperti daya tarik yang menggiurkan bagi orang – orang seperti ini. Apabila mereka tidak mendapatkan apa yang mereka incar atau apabila Gröning memisahkan diri dari mereka, mereka memaksanya untuk memberikan mereka uang lewat berbagai cara, seperti proses hukum yang panjang.
Misalnya, pada bulan Maret 1949, Ibu Hülsmann, bersama dengan suaminya, sebagai bentuk terima kasih, mengundang Bruno Gröning sebagai tamu di rumah mereka di Herford. Setelah jelas baginya bahwa ia tidak dapat menghasilkan apapun dari Bruno Gröning, ia menuntutnya Demikian misalnya ibu Hülsmann. Setelah ternyata, bahwa ia tidak dapat mencari uang dengan Gröning, ia menggugat Gröning di depan pengadilan industrial. Ia menghitung waktu yang ia berikan secara sukarela sebagai jam kerja, dan menuntut pembayaran terhadapnya. Bruno Gröning harus membayarnya tiap bulan hingga ia meninggal. Bukan ini saja contohnya. Dengan cara ini atau cara – cara serupa, banyak mantan penolongnya yang menunjukkan wajah asli mereka.
“Orang – orang ini juga dibutuhkan, untuk menunjukkan siapa manusia itu”
Tetapi mengapa Bruno Gröning membiarkan orang - orang yang diduga penolongnya mendekatinya? Kenapa dia tidak menghindari mereka? Di suatu ceramah di Munich pada tanggal 31 Agustus 1950, ia menjawab pertanyaan ini, “Orang – orang belum meninggalkan penghasilan uang dari manusia kecil ini dengan pengetahuan dan kemampuannya tak teruji. Mereka percaya mereka telah menemukan tambang emas. Mereka telah mendapatkan kesempatan untuk menghasilkan uang, tapi mereka belum dapat, syukurnya, mengeksploitasi kesempatan tersebut. Memang harus ada jenis orang seperti ini, agar kita dapat mengetahui siapa orang ini sebenarnya. Ada orang – orang yang dapat menginjak – injak mereka yang telah meninggal dengan telanjang kaki, dan hanya melihat orang – orang yang sakit berbaring. Orang – orang ini tidak pernah bertanya; mereka telah mencoba segalanya untuk berusaha mendekati saya. Saya tahu banyak pertanyaan ditanyakan, 'Kalau memang dia tahu begitu banyak, kenapa dia tidak mengetahui itu, mungkin dia tidak mengetahui apa – apa?' Apakah dan sampai sejauh apa saya mengetahui sesuati, Anda secara perlahan akan mengetahuinya. Tapi inilah adanya. Jawaban ini sengaja disembunyikan agar jalan Anda dapat terbebaskan.”
“...lalu semua orang tahu siapa mereka”
Grete Häusler (1922 – 2007), seseorang yang telah disembuhkan dan lama membantu Bruno Gröning, dan pendiri dari “Paguyuan Bruno Gröning”, menjelaskan dalam bukunya Ini kebenaran tentang Bruno Gröning peristiwa berikut, “Suatu kali, ketika saya akan pulang, saya berpamitan dengan Bapak Gröning dan berkata, ‘Bapak Gröning, saya mohonkan agar Anda dapat mendapatkan kedamaian dalam bekerja, dan tidak didekati oleh pekerja – pekerja licik.’ Saya terkejut ketika ia berkata, ‘Sangatlah salah, ini harus terjadi!’ Saa tidak mengerti hal ini, tapi ia menjelaskan kepada saya mengapa ia menjalani dan menanggung semua ini. Dengan itu, ia mengungkapkan sebuah rahasia besar ke saya, Saya tahu apa yang ada dalam batin setiap orang. Bagaimanapun juga, jika saya berkata, ‘Ia adalah pembohong, ia penipu, ia pencuri’, tidak akan ada yang percaya saya. Apa yang harus saya lakukan? Saya harus menarik orang – orang ini dan mengajarkan mereka kebaikan, mengajak mereka untuk merubah jalur, dan memberikan mereka kesempatan untuk berbohong, berlaku curang, dan mencuri. Jika mereka melakukan ini, kendati apa yang mereka telah pelajari, maka semua orang akan tahu siapa mereka sebenarnya. Lalu saya membiarkan mereka mendekati saya dan saya bukanlah seorang pengecut, lalu saya berjuang.”
Jalan baru dan jalan bantu
Pengambil untung di sekitar Gröning
Seorang manajer yang mengangkat dirinya sendiri dengan hak eksklusif
Sebagai bentuk terima kasih atas kesembuhan istrinya, seorang pengusaha dari Wangerooge, Otto Mekelburg, mendukung Bruno Gröning dan memberika ide konkrit untuk mendirikan pusat – pusat penyembuhan. Bruno Gröning menyetujuinya dan Meckelburg menjadi “manajer” nya.
Pada akhir bulan Desember 1949, mereka berdua pergi ke Wangerooge. Di sini, Gröning berbicara di acara – acara yang diatur oleh Meckelburg dan menyebabkan penyembuhan tak terbilang jumlahnya. Ia memberikan lelaki ini kepercayaannya penuh. Dalam sebuah pernyataan resmi yang disahkan pada tanggal 8 Januari 1940 di Wangerooge, ia meletakkan semua rencana untuk karyanya di masa depan di tangan Meckelburg.
“Bapak Gröning menyutujui rencana dari bapak Meckelburg ini dan mendedikasikan penuh dirinya untuk mencapai tujuan ini; memberikan Bapak Mecelburg setiap tunjangan yang diperlukan, dan untuk mengerahkan segala kemampuannya untuk mendirikan sebuah yayasan, dan segala kegiatan yang akan dilaksanakan kemudian, dan untuk melakukan segala sesuatu yang bisa berguna bagi tujuan tersebut. Bapak Gröning mengambil tanggung jawab ini secara pribadi kepada Bapak Meckelburg dan juga kepada yayasan dengan tujuan – tujuan di atas, yang sedang dalam proses didirikan. Lebih lagi, Bapak Gröning tidak mendedikasikan dirinya untuk mendukung orang atau kelompok lain. Ia hanya akan melakukan kegiatannya atas nama yayasan dan dengan persetujuan dengan Bapak Meckelburg.”
Di awal bulan Januari Meckelburg mendirikan Perhimpunan Penyelidikan Metode Penyembuhan Gröning. Meckelburg mengangkat diri sendiri sebagai menejer dan mendapat gaji sebanyak 1000 DM per bulan. Bruno Gröning tidak mendapatkan apa - apa. Sudah jelas bahwa Meckelburg tidak menepati janjinya. Ia melihat Gröning sebagai sebuah tambang emas, dan secara rendah menyebut Gröning sebagai ‘kuda terbaik di kandang saya’. Ia tidak peduli akan yang sakit. Ia telah mengikat Gröning dengan sebuah kontrak, dan sang “Penyembuh Mukjizat” harus melakukan apapun yang Meckelburg inginkan.
Baru di bulan Juni 1950, Gröning berhasil memisahkan diri dari Meckelburg, dimana Meckelburg bersumpah akan membalas dendam: “Saya akan kalahkan Gröning, saya patahkan semua tulangnya.”
Seorang dokter kesehatan dengan tawaran ceramah
Tak lama setelah itu, Gröning bekerja selama beberapa bulan dengan seorang dokter kesehatan Eugen Enderlin di Munich. Ia telah menerima penyembuhan di Traberhof, dan menawarkan Gröning kesempatan untuk mengadakan ceramah di tempat praktiknya. Tapi ternyata Enderlin juga ingin mengambil untung darinya. Ia tidak memiliki niat untuk menolong orang, ia hanya ingin mendapatkan uang dari “Fenomena Gröning.” Di penghujung tahun, dan kerja sama selanjutnya pada tahun 1952 – 53 gagal karena alasan yang sama.
Meniti Karir sebagai Penyembuh
Periode waktu setelah ini, Gröning mengadakan ceramah di asrama Weikersheim di Graefelfing. Jurnalis Dr. Kurt Trampler menampungnya dan mengatur pertemuan - pertemuan. Ia mengenal Gröning sejak musim gugur 1949. Ia dikirim ke “Traberhof” untuk menulis laporan untuk sebuah koran Munich, dan secara tidak disangka mendapat penyembuhan pada kakinya. Sebagai bentuk terima kasih, ia menulis buku Pemutarbalikkan Besar dan berusaha membantu Gröning dengan pihak berwenang. Dengan Enderlin, ceramah – ceramah ini penuh didatangi orang. Penyembuhan – penyembuhan tak terbayangkan terjadi. Tapi kerja sama dengan Trampler tidak bertahan. Suatu hari, Trampler merasa bahwa ia sudah cukup banyak belajar dari Gröning, ia berpisah dengannya dan bekerja sendiri sebagai penyembuh.
Traberhof – ribuan manusia membanjiri Rosenheim
Hampir 30.000 orang yang mencari bantuan berkumpul setiap harinya di depan Gröning pada bulan September 1949
Setelah investigasi di Heidelberg selesai, Bruno Gröning pergi ke Jerman Selatan pada bulan Agustus 1949. Ia ingin pergi dari keributan yang mengelilingi namanya, dan pergi ke perkebunan dekat Rosenheim. Pada awalnya ia ingin merahasiakan keberadaannya. Namun, begitu koran – koran memberitakan kedatangannya di Bavaria, orang – orang mulai berdatangan.
Hampir 30.000 orang membanjiri “Traberhof” di Rosenheim setiap harinya. Pers, radio, dan warta berita mingguan melaporkan peristiwa ini. Bahkan sebuah film dengan judul “Gröning” dibuat. Film ini mendokumentasikan peristiwa – peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
Kejadian – kejadian seperti di Alkitab
Pada minggu kedua bulan September, koran Zeitungsblitz melaporkan berita khusus: “Sementara itu, lebih dari sepuluh ribu orang telah berkumpul. Mereka selama berjam – jam di panas terik menunggu saat di mana Gröning muncul di balkon dan memancarkan energi penyembuhannya. Orang – orang berdesakan, mereka ingin mendapatkan penuh ‘sinar penyembuhan’ nya. Langsung terjadi reaksi pada mereka yang sakit parah di kursi – kursi roda mereka, atau mereka yang berdiri sendirian di pinggiran. Orang – orang setengah buta mulai dapat melihat kembali, orang – orang yang sebelumnya cacat berdiri, orang – orang yang lumpuh mulai menggerakkan tangan dan kaki kaku mereka. Ratusan orang melaporkan rasa sakit yang meningkat di bagian tubuh mereka yang terserang penyakit. Mereka melaporkan rasa tertusuk – tusuk tarikan, kesemutan, perasaan ‘ringan’, atau sakit kepala yang tiba – tiba hilang.”
Tidak hanya di Traberhof terjadi peristiwa seperti ini. Di mana - mana Gröning muncul, ia langsung dikelilingi oleh tak terbilang banyaknya orang sakit. Anita Höhne melukiskan keadaan di sekitar Gröning di bukunya Penyembuh Rohaniah Kini. Ketika Gröning hanya mengumumkan kedatangannya, ziarah langsung dimulai. Peristiwa, seperti yang diamati jurnalis Rudolf Spitz pada suatu kunjungan Gröning di Munich di bulan September 1949, sangatlah tipikal:
“Pada jam 19.00 berdiri ribuan di Sonnenstrasse (Jalan Matahari). Jam 22.30 mereka masih di situ. Saya mengalami banyak hal selama lima tahun perang, tetapi belum pernah saya terharu seperti dalam empat jam itu, di mana saya duduk berseberang dengan Bruno Gröning dan mengalami suatu parade kemelaratan dan penderitaan. Orang – orang yang menderita epilepsi, yang buta, dan yang lumpuh dengan tongkat berdesakkan ke arahnya. Ibu – ibu menggendong anaknya yang lumpuh. Orang – orang pingsan. Jeritan bergema, panggilan memohon bantuan, permohonan, harapan, keluhan.”
Pemerintah mengakui tindakan baik
Anita Höhne mengutip lebih lanjut jurnalis Rudolf Spitz: “Yang sakit di tandu, yang lumpuh, sejumlah orang banyak diamati oleh wartawan lainnya dari Munich, Dr. Kurt Trampler, juga di ‘Traberhof’di Rosenheim, di mana Bruno Gröning tinggal. Trampler datang sebagai wartawan dari koran mingguan Müncher Allgemeinen – dia adalah wartawan yang berkepala dingin, yang hanya mencatat apa yang ia lihat dan dengar sendiri: “Kita mendengar suara dari balkon, bukan suara Gröning, dan pergi cepat ke jendela. Ketua polisi dari Munich, Pitzer, berbicara kepada yang berkumpul. Ia memberitakan, bahwa penderitaan sengal pangkal paha, yang sudah mengganggunya bertahun - tahun, telah membaik di kehadiran Gröning. Pitzer pastilah bukan orang yang cenderung berimajinasi tinggi, melainkan apa yang ia amati di dirinya sendiri, dapat ia buktikan. Di sini secara umum, ia mengakui Gröning secara umum, dan politikus CSU Hagen mengikutinya dengan suatu penjelasan yang mirip.”
Pihak berwenang Bavaria juga bersikap baik kepada Bruno Gröning. Koran harian Müncher Merkur memberitakan pada tanggal 7 September 1949, dengan judul “Tindakan Baik terhadap Gröning,” “Perdana menteri Dr. Erhard menjelaskan pada kongres pers hari Senin, bahwa suatu karya kejadian luar biasa seperti Bruno Gröning tidak seharusnya dikekang oleh undang - undang. Menurut pendapatnya, tidak ada kendala serius yang menghambat pemberian ijin pada Gröning untuk berkarya di Bavaria.”
Departemen Dalam Negeri Bavaria, pada saat berbicara pada pers, telah mengumumkan bahwa penelitian awal terhadap kegiatan penyembuhan Gröning telah membawa mereka pada kesimpulan, bahwa kegiatan ini adalah tindakan bebas atas dasar kasih sayang, dan tidak memerlukan ijin di bawah Akta Dokter Non-Medis.
Dari fitnah ke dokumentasi ilmiah penyembuhan
Di Traberhof terdapat hiruk pikuk besar akan Gröning. Banyak pedagang licik yang hendak membuat bisnis dari kemampuannya. Mereka merusak reputasinya dan nama baiknya. Hal ini mengakibatkan pihak berwenang menjauhkan diri. Ketika keadaan menjadi tak tertahankan, Gröning menarik diri ke pegunungan Bavaria. Ia hendak melihat kemungkinan dari beberapa tawaran untuk membangun pusat penyembuhan. Tujuannya adalah untuk mendirikan fasilitas, di mana pencari bantuan bisa mendapatkan penyembuhan lewat cara yang teratur. Para dokter akan melaksanakan pemeriksaan pra dan pasca penyembuhan menurut teladan dari Heidelberg dan medokumentasikan penyembuhan yang terjadi.
“Fenomena Gröning” dan ilmu pengetahuan
Pengawasan Medis di Heidelberg menjanjikan sertifikat tertulis
Dalamr periode waktu di Herford, para penyumbang berita medis untuk majalah Revue mulai mempelajari keberhasilan penyembuhan Gröning. Prof. Dr. H.G. Fischerm seorang psikologis dari Marburg, pergi ke Herford bersama suatu staf khusus koresponden. Di sana, ia mewawancarai orang – orang yang telah sembuh, dan mengakui bahwa memang “metode” Gröning tersebut adalah sebuah kesuksesan. Hal ini mengejutkannya. Sebagai hasil, Revue memutuskan untuk turut membantu mendapatkan penjelasan ilmiah untuk “Fenomena Gröning”. “Metode penyembuhan” dari sang “Dokter Mukjizat” direncanakan untuk diteliti di klinik universitas Heidelberg.
Bruno Gröning menyetujui usul Fischer, karena Fischer menjanjikannya pengakuan ahli positif apabila semua berjalan dengan baik. Gröning berharap ia telah menemukan jalan untuk berkarya dengan bebas.
Menyembuhkan di depan mata para dokter - “Bruno Gröning bukanlah seorang penipu”
Penyelidikan dimulai pada tanggal 27 Juli. Orang – orang, kepada siapa ia harus membuktikan keahliannya, telah dipilih dari 80.000 orang sakit yang menulis surat kepadanya. Sebagai tambahan, ada juga beberapa pasien dari Klinik Ludolf Krehl di Heidelberg. Mereka semua diperiksa secara telitit dan didiagnosis secara seksama. Lalu mereka datang ke Gröning, yang menggunakan ‘metode’ nya pada mereka. Para dokter hadir di sepanjang waktu. Mereka adalah saksi dari kenyataan bahwa sebagian penyakit hilang secara spontan. Setelah itu, pengecekan di klinik mengkonfirmasi penyembuhan – penyembuhan tersebut. Bahkan penyakit tak tersembuhkan, seperti ankilosing spodilitis, tersembuhkan.
Dalam sebuah laporan, dicetak oleh Revue, Dr. Fischer dengan empatis menyatakan bahwa Bruno Gröning bukanlah seorang penipu, melainkan seorang dokter jiwa berbakat alami. Dengan itu, ia mencoba menjelaskan “Fenomena Gröning” dari sisi pandangnya, tanpa memberikan dirinya keadilan.
Gröning melarang pencatutan
Sertifikat akhir (ijin untuk menyembuhkan) direncanakan untuk dikeluarkan setelah evaluasi. Bruno Gröning diberi kepastian bahwa jalan untuk berkarya akan dibukakan secara permanen kepadanya. Sementara itu, Dr. Prof. Fischer dan Prof. Weizäcker (yang bertanggung jawab selama seluruh penelitian) memberikan Bruno Gröning proposal sebagai berikut: mereka ingin membangun pusat penyembuhan, di mana ia akan bekerja berdampingan dengan dokter – dokter. Pengaturan dan pemilihan pasien, walaupun begitu, akan menjadi tanggung jawab para dokter.
Terhadap hal ini Bruno Gröning menjawab, “Hal – hal finansial yang dibebankan pada saya sehubungan dengan proposal ini sangatlah tidak dapat saya terima. Tentu saja ada beberapa pembicaraan mengenai hal ini, termasuk dengan orang – orang yang ini membiayai karya ini. Saya tidak dapat mencapai perjanjian dengan proposal dari Dr. Prof. F, dan menolaknya karena pertama, saya tidak punya uang sesenpun atas nama saya, dan karena itu saya tidak dapat menerima komitmen finansial yang tidak dapat saya penuhi. Dan kedua, tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk membuat bisnis dari karya saya. Bagi saya, ini adalah permohonan yang tidak mungkin. Selain itu, saya hanya ingin menjalankan panggilan saya; untuk membantu orang – orang yang mencari bantuan, dan oleh karena itu saya menyediakan diri saya untuk para dokter, seperti psikoterapis, tapi tidak pernah sekali pun saya membuat bisnis dari apa yang saya lakukan.”
Ketidakhadiran sertifikat dan potensi konflik dengan hukum
Sikap Bruno Gröning yang menolak membuat minat para professor akan Bruno Gröning menghilang. Sertifikat yang dijanjikan tidak pernah dibuat. Dan Bruno bukannya menjadi bebas untuk melanjutkan karyanya, melainkan malah menghadapi hambatan – hambatan baru. Sebagai hasil dari diadakannya penelitian, “metode penyembuhan” nya dihubungkan dengan kata – kata seperti “pengobatan”, “pasien”, dll, sehingga karyanya dievaluasi sebagai praktik ilmiah. Sebuah konflik dengan hukum yang berhubungan dengan Akta Dokter Non-Medis pun menjadi tak terelakkan.
1949 – di pusat perhatian umum
Karya Bruno Gröning di Herford
Ribuan yang sakit dan mereka yang mencari bantuan mengepung Gröning
Dieter Hülsmann, yang berumur 9 tahun, telah terbaring di tempat tidur selama beberapa waktu. Ia menderita distrofi otot progresif, dan tidak ada satupun dokter ataupun profesor yang dapat menolongnya. Setelah Bruno Gröning memperhatikan anak laki – laki itu, ia tiba – tiba dapat berjalan lagi. Bapak Hülsmann, seorang insinyur, terkesima atas penyembuhan ini, dan memohon Bruno Gröning untuk tinggal. Ia ingin mengundang orang - orang sakit lainnya – seperti yang dikatakan Hülsmann – sehingga “orang ajaib“ ini dapat membantu mereka juga.
Bruno Gröning menerima tawaran tersebut, dari hari ke hari makin banyak orang datang mencari bantuan. Semakin banyak orang mengetahui peristiwa – peristiwa ajaib seputar Gröning. Tidak dibutuhkan waktu yang lama sebelum semua orang berbicara mengenainya. Koran – koran memberitakan mengenai “Dokter Mukjizat”, dan di wilayah Inggris, iya menjadi bahan pembicaraan sehari – hari. Ribuan orang membanjiri Wilhelmplatz, and berbondong – bondong orang mengerumuni rumah tersebut.
Manfred Lütgenhorst dari surat kabar harian Münchner Merkur menulis pada tanggal 24 Juni 1949, “Ketika saya tiba di Herford sekitar pukul 10.30, hampir ada seribu orang berdiri di depan rumah bertingkat dua di Wilhelmsplatz tersebut. Suatu gambaran penderitaan yang tak terlukiskan. Tak terbilang jumlah orang yang lumpuh di kursi dorong, yang lain yang digendong oleh sanak keluarga, yang buta, bisu, ibu - ibu dengan anak – anaknya yang cacat mental maupun fisik, ibu - ibu tua dan laki - laki muda, berdesakan dan mengeluh. Hampir 100 mobil, truk, dan bus parkir di lapangan dan mereka semua datang dari jauh.“
Kelumpuhan, sakit maag, kebutaan: “Bapak Gröning melihat saya, dan saya sembuh total“
Manfred Lütgenhorst berkata lanjut, “‘Percayakah Anda, bahwa Anda akan disembuhkan?’ Saya tanya salah satu dari yang sakit. Ia mengangguk. Jawab yang satu, ‘Seharusnya Anda kemarin di sini. Bruno Gröning tidak di sini, tapi di Viersen di Rheinland dan di sini, di halaman, lima orang yang lumpuh berdiri dan pulang ke rumah dengan sehat. Penyembuhan jarak jauh - halaman ini menyembuhkan.’ Yang sakit lainnya meneguhkan.
Saya pergi terus melalui kerumunan orang dan merekam cerita – cerita yang luar biasa. Itu saja cukup untuk mengisi satu buku. Ketika saya menyalakan rokok, satu laki - laki muda di sebelah saya berkata: ‘Mohon, jual satu ke saya!’ Ia memakai mantel seragam dan tampak seperti orang yang pulang dari Rusia. Saya memberinya rokok. Ia menyalakannya dan berkata dengan riang gembira: ‘Lihat, sekarang saya bisa melakukan segalanya sendirian.’ Ia menggerakkan tangan kanannya, bersama dengan jarinya, dan kaki kanannya. ‘Apakah Bruno Gröning menyembuhkan kamu juga?’ Saya bertaya kepadanya. ‘Iya, sisi kanan saya lumpuh di Rusia. Bruno Gröning melihat saya dan saya sekarang sembuh total. Dengan senang’, ia menggerakkan tangan dan kakinya.
Saya menuju ke satu kelompok, yang mengerumuni seorang wanita berambut putih kira – kira berumur 40 tahun. ‘Tentu saja’, saya mendengar wanita itu berkata, ‘Saya juga disembuhkan oleh Bruno Gröning. Saya menderita radang lambung yang hebat, saya makin kurus dan tidak dapat tidur lagi karena sakit. Berdua belas kami ke Gröning. Ia memandang saya dan rasanya seperti radang tersebut jatuh ke tanah bagaikan batu. Sejak itu saya tidak merasakan sakit lagi, saya makin gemuk dan foto – foto rontgen menunjukkan bahwa radang telah lenyap sama sekali. Saya mempersiapkan diri saya untuk diwawancara panitia penyelidikan kedokteran. Saya dapat katakan, mereka sangatlah takjub!’
Sang wanita meneruskan, ‘Tetapi tidak itu saja. Minggu lalu seorang laki - laki buta berdiri di halaman. Ia menunggu beberapa hari dan malam tanpa istirahat. Karena saya sering datang ke sini, saya melihat dia. Saya merasa kasihan dan saya mengundangnya makan. ‘Tidak’, ia menolak. ‘Saya tidak boleh ketinggalan kesempatan saat Bapak Gröning keluar.’ Saya membawakannya roti dan berkata kepadanya bahwa saya akan memastikan agar seseorang membawa dia ke stasiun kereta api. ‘Saya tidak membutuhkan siapa – siapa, karena saya akan dapat berjalan sendiri ke stasiun.’ Lalu saya melihat dengan mata kepala saya sendiri. Bruno Gröning datang, dan sang lelaki muda berteriak, ‘Saya dapat melihat lagi!’ Benar – benar, tudung yang menutupi matanya telah terangkat. Ia menggambarkan tas yang saya tenteng. Ia berkata, ‘Sebuah mobil lewat. Dan itu plat nomornya’, dan ia menemukan jalan ke stasiun kereta sendiri. Orang – orang yang berdiri di dekatnya menangis gembira.’”
Larangan menyembuhkan oleh pihak berwenang dan kelompok medis
Tidak lama kemudian, badan pemerintahan menjadi khawatir akan peristiwa – peristiwa ini. Sebuah badan penyelidikan dibentuk, dan Bruno Gröning dilarang untuk menyembuhkan. Beberapa dokter yang berpengaruh menyatakan bahwa mereka adalah musuh. Mereka menggerakkan segalanya untuk melarang kegiatannya, dan menuntut agar kemampuan penyembuhannya dites secara ilmiah. Tetapi alasan sebenarnya dapat dilihat dari pernyataan para pemuka medis berikut ini. “Gröning telah membuktikan apa yang inginkan; ia tidak akan diberi ijin untuk menyembuhkan.” “Berasosiasi dengan Gröning adalah penghinaan terhadap kehormatan profesional para dokter .” Pada akhir bulan Juni, Bruno Gröning diminta untuk meninggalkan Herford selamanya. Semua usaha untuk mempertahankan ijin menyembuhkan telah gagal.
Karir dan tahap menentukkan dalam hidupnya
Persiapan untuk Kegiatannya Kelak
Paksa dan putus magang
Setelah bersekolah hingga kelas 5 SD, Bruno Gröning memulai magang perniagaan. Akan tetapi, ini harus ia akhiri sesudah dua setengah tahun atas desakan ayahnya. seorang mandor bangunan, bahwa puteranya juga belajar ketrampilan konstruksi. Ia magang untuk menjadi tukang kayu, tetapi ini juga tidak selesai. Kerusuhan ekonomi sesudah waktu perang menghambat hal ini. Tiga bulan sebelum ia mengakhiri magangnya, perusahaan di mana ia belajar, harus ditutup karena kekurangan pesanan. Di waktu yang akan datang ia hidup dari berbagai pekerjaan. Egon Arthur Schmidt menulis tentang waktu ini:
“Ia berhasil pada setiap pekerjaan yang ia sentuh”
“Berbagai rekan kerjanya memberi tahu saya bahwa terdapat fitur yang mencolok darinya, apapun yang ia sentuh dapat kembali berfungsi, apakah itu membetulkan jam atau radio, atau ketika ia bekerja sebagai tukang kunci. Hal – hal teknik sangat cocok untuknya. Ia juga tidak pernah takut mengerjakan pekerjaan kasar dan berat. Sebagai pekerja pelabuhan, ia bekerja seperti setiap buruh lainnya. Ia tidak menyembunyikan fakta bahwa ini semua sudah termasuk dalam jalan yang menuntunnya melalui kedalaman, sehingga ia dapat mencapai ketinggian. Suatu peribahasa Cina berbunyi: “Mereka yang tidak melalui rawa², tidak akan menjadi suci.“ Terdapat cukup banyak laporan dari teman - teman seperjalanannya, dan salah satu dari mereka menghubungi saya baru² ini. Dia berkata, dengan jelas dan sederhana, tanpa syarat apapun, bahwa setelah bekerja bersama dengannya selama satu tahun, Bruno Gröning adalah tentara terbaik yang pernah ia miliki, dan bahwa ia menyimpan kenangan indah tetang dia.“
Pernikahan dan kemalangan dalam keluarga
Ia menikah sewaktu berumur 21. Akan tetapi istrinya tidak memiliki pengertian terhadapnya: membatasinya untuk hanya memiliki peran sempit sebagai kepala keluarga, dan menyatakan penyembuhan sebagai “keanehan”. Kedua putranya, Harald dan Günter, yang lahir pada tahun 1931 dan 1939, meninggal saat berusia sembilan tahun. Walaupun banyak orang telah mengalami penyembuhan lewat Bruno Gröning. Gertrud Gröning tidak percaya akan kekuatan penyembuhan suaminya. Ia tidak mempercayakan anak – anaknya pada suaminya, melainkan pada para dokter. Pengobatan tradisional, walaupun begitu, tidak dapat membantu mereka. Kedua anaknya meninggal di rumah sakit, Harald pada tahun 1940 di Danzig, dan Günter pada tahun 1949 di Dillenburg. Bagi Bruno Gröning Untuk Bruno Gröning hal ini adalah musibah berat. Bertahun – tahun sesudahnya, ia masih menangis jika berbicara mengenai putranya.
Waktu di antara kedua perang dunia menjadi persiapan untuk karya selanjutnya. Ia harus membuat beberapa pengalaman pahit, untuk dapat mengerti dan menghargai perasaan dan kebutuhan manusia di segala segi hidup.
Menolong bukannya menembak – di depan dan sebagai tawanan perang
Saat Perang Dunia II, Bruno Gröning dipanggil ke angkatan bersenjata pada tahun 1943. Di sini terjadi perselisihan dengan atasan militernya. Karena penolakannya untuk menembak manusia, ia diancam dengan pengadilan militer. Namun, pada akhirnya, ia diharuskan ke garis depan. Ia terluka, masuk ke penjara Rusia, dan kembali ke Jerman Barat pada akhir tahun 1945 sebagai orang terusir.
Sikap Bruno Gröning waktu perang didominasikan oleh harapannya untuk membantu. Bahkan di garis depan, ia menggunakan setiap kesempatan until menolong kawan – kawannya atau rakyat umum.
Di suatu kampung di Rusia, ia berhasil mengatur, sehingga orang – orang yang terancam mati karena kelaparan mendapat akses ke persediaan bahan makanan para tentara. Sebagai seorang tawanan, ia berusaha untuk mendapatkan baju, makanan, dan tempat perlindungan yang lebih baik bagi rekan sesama tawanan. Manusia yang menderita busung lapar, tak terhitung banyaknya, dapat kembali sehat atas bantuan Gröning. Dalam kesengsaraan perang, ia tidak membunuh satu orang pun, tetapi malah membantu banyak manusia.
Perpisahan pernikahan dan dedikasi untuk kemanusiaan
Di bulan Desember 1945, ia dibebaskan dari penjara, dan memulai hidup baru di Dillenburg di Hessen, di mana ia membawa keluarganya. Setelah putra keduanya meninggal, dan istrinya yang berusaha untuk mencegah semua aktivitas sosialnya, ia berpisah dengannya. Ia merasa dirinya terdorong untuk memperbolehkan kekuatan menyembuhkan, yang mengalir melalui dirinya, untuk mengalir ke semua orang. Ia berkata: “Saya bukanlah milik individu, saya milik umat manusia.”
Permulaan tahun 1949, jalannya mengarahkan ia ke wilayah Ruhr. Sebagai hasil dari laporan beberapa yang sembuh, semakin banyak orang menaruh perhatian pada Bruno Gröning. Ia pergi dari rumah ke rumah, selalu di mana ia dibutuhkan, di mana yang sakit memohon bantuan kepadanya. Begitulah ia berkarya dalam lingkungan kecil, sampai di bulan Maret 1949 ia menerima undangan dari seorang insinyur dari Herford, untuk menjenguk putranya.
Masa anak dan remaja
Dipukul, dihina, tidak dimengerti, diambil – seorang anak yang berbeda dari yang lainnya
Pelarian ke alam dari lingkungannya yang keras hati: “Di sini saya mengalami Tuhan”
Bruno Gröning dilahirkan pada tanggal 30 Mei 1906 di Danzig-Oliva sebagai anak keempat dari tujuh anak dari pasangan August dan Margarethe Gröning. Orang tuanya segera sadar akan kemampuan luar biasa putera mereka. Sebagai contoh, hewan yang biasanya pemalu, seperti kelinci dan rusa, datang kepadanya untuk dibelai secara spontan tanpa rasa takut.
Semakin Bruno Gröning bertambah besar, semakin lingkungannya terasa asing. Gröning menjelaskan, bahwa terkadang ia dipukul hingga biru – biru di rumah. Pemukulan ini, katanya, tidak menyakiti tubuhnya, tapi ia merasa tidak dipahami.
Ditolak oleh kekerasan hati lingkungannya, sang Bruno muda melarikan diri ke alam. Ia merasa dirinya lebih tertarik pada binatang, pohon² dan semak-belukar daripada pada beberapa orang. Seringkali ia menghilang untuk berjam-jam di hutan yang dekat.
“Di sini saya mengalami Tuhan. Di setiap belukar, di setiap pohon, di setiap binatang, malahan di batu². Saya dapat berdiri dan merenung berjaman lamanya – waktu rasanya tidak berarti – dan seakan - akan seluruh kehidupan batiniah saya meluaskan diri sampai ketidakterbatasan.“
Ia tidak pernah ikut serta pada perkelahian yang liar antara anak sebaya. Oleh karena itu, sering ia menjadi sasaran ejekan jahat, dan dipukul dan dihukum untuk kelainannya.
Selamat datang kesembuhan manusia dan hewan
Seiring berjalannya waktu, sebuah aspek dari Bruno Gröning, yang nantinya membawa ia ke pusat perhatian, menjadi dikenal. Di kehadirannya, manusia dan hewat menjadi sehat. Terutama sewaktu perang dunia pertama, ia sering menjenguk rumah sakit – rumah sakit militer, di mana mereka senang akan kehadirannya. Yang terluka merasa nyaman di kehadirannya dan banyak menjadi sehat. Juga yang sakit akan mengirim ibunya, dengan permintaan bahwa ia harus mengunjungi mereka dengan Bruno kecil. Di keluarga dan di lingkungan kenalan, kemampuan menyembuhkan dari anak ini diterima dengan senang.
Menjalani kemandirian
Bruno Gröning menulis dalam riwayat hidupnya: “Bahkan ketika kecil, orang² sakit menjadi bebas dari gangguannya dalam kehadiran saya, dan ketika ada keributan atau pertengkaran, anak² dan juga orang dewasa menjadi sangat tenang oleh beberapa kata dari saya. Sebagai anak², saya juga memperhatikan bahwa hewan, yang biasanya pemalu atau bahkan berbahaya, bersikap lemah lembut dan jinak terhadap saya. Sebaliknya, hubungan dengan keluarga saya di rumah sangat aneh dan tegang. Sangat dini saya berupaya untuk dapat berdiri sendiri secara penuh, supaya saya dapat terbebas dari lingkungan "ketidakpengertian' keluarga saya.“
Bruno Gröning (1906-1959)
Seseorang yang luar biasa namun kontroversial
Di tahun 1949 nama Bruno Gröning tiba² menarik perhatian umum di Jerman. Pers, radio dan koran mingguan memberitakan, kejadian tentang “dokter mukjizat“, sebuah nama yang tak lama disandangnya, yang menahan nafas rakyat bulanan lamanya. Sebuah film mengenainya diputar di bioskop, panitia penyelidikan pengetahuan dibentuk, dan badan dinas pemerintah tertinggi memberi perihal Bruno Gröning perhatian mereka. Menteri kemasyarakatan dari Nordrhein-Westfalen memerintahkan untuk mengejar Bruno Gröning, atas pelanggaran melawan undang² penyembuh alternatif, sebaliknya perdana menteri dari Bavaria menyatakan bahwa “kejadian luar biasa“ seperti Gröning, tidak boleh digagalkan oleh karena undang². Menteri dalam negeri dari Bavaria menamakan kegiatannya sebagai “kegiatan dalam cinta secara bebas“.
Perihal tentang Bruno Gröning diperbincangkan di segala golongan rakyat dengan penuh perselisihan pendapat dan semangat meluap. Gelombang emosi membara. Rohaniawan, dokter, wartawan, ahli hukum, politikus dan psikolog; semua berbicara tentang Bruno Gröning. Beberapa menganggap penyembuhan mukjizatnya sebagai hadiah rahmat Kekuasaan yang tinggi, namun beberapa yang lain menganggapnya sebagai penipuan. Akan tetapi penyembuhannya adalah fakta, seperti yang ditegaskan penyelidikan medis.
Ketertarikan seluruh dunia terhadap seorang pekerja sederhana
Bruno Gröning, lahir di Danzig tahun 1906, adalah pekerja biasa yang bermigrasi ke Jerman Barat sesudah Perang Dunia II sebagai orang terusir. Sebelum perang, ia memiliki berbagai macam pekerjaan, seorang tukang kayu, pekerja pabrik dan pelabuhan. Tiba² ia menjadi pusat perhatian umum. Berita tentang penyembuhan mukjizatnya menyebar keseluruh dunia. Orang² sakit, surat permohonan dan penawaran datang dari berbagai negara. Puluhan ribu pencari penyembuhan berziarah ke tempat kegiatannya. Suatu revolusi dalam kedokteran mulai berkembang.
Dalam cengkraman larangan, kasus pengadilan dan asisten serakah
Akan tetapi tenaga yang bertentangan juga hadir. Mereka mulai menggerakkan segala cara untuk mencegah pengaruh dari Bruno Gröning. Larangan menyembuhkan membuntutinya, ia diikuti pengadilan. Segala usaha, untuk mengemudikan karyanya ke jaluran yang teratur, gagal. Di satu sisi, karena hambatan tenaga masyarakat yang berpengaruh, dan di sisi lain oleh karena keserakahan asisten - asistennya. Ketika Bruno Gröning meninggal di bulan Januari 1959 di Paris, perkara terakhir yang melawannya sedang berjalan. Perkara diberhentikan, dan keputusan akhir tidak pernah dinyatakan. Akan tetapi masih banyak tanda tanya.